kitab durun nafis, kitab durrun nafis, kitab durrun nafis pdf, kitab durrun nafis lengkap pdf, kitab durun nafis pdf, pengarang kitab durrun nafis, kitab ad durrun nafis pdf, isi kitab ad durrun nafis
Dan hingga kini, karya Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari banyak diminati dan masih digunakan sebagai buku pegangan tasawuf di sebagian wilayah Asia Tenggara. Bahkan, hingga kini, kitab ini masih terus dicetak di sejumlah negara seperti Makkah (Arab Saudi), Kairo (Mesir), Singapura, dan Surabaya (Indonesia). Kitab ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.Secara garis besar buku ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi yang menjelaskan maqam (tingkatan) yang harus dilalui oleh seorang sufi, dan bagian penutup.
kitab ad durun nafis pdf 225
Oleh karena itu, Syekh Muhammad Nafis mengingatkan, untuk mencapai ridla Allah, seorang salik harus yakin betul bahwa segala sesuatu pada hakikatnya adalah dari Allah SWT.Kemudian, pembahasan kitab dilanjutkan dengan bagian kedua yang membahas empat pasal, yaitu tauhid al-af'al, tauhid al-asma', tauhid as-sifat, dan tauhid az-zat. Dalam tauhid al-af'al, dijelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah af'al (perbuatan) Allah SWT. Adapun tentang tauhid al-asma', Syekh Muhammad Nafis menyebutkan bahwa segala nama pada hakikatnya bersumber pada Allah SWT, karena segala yang wujud selain Allah adalah khayal (semu) atau wahm (sangkaan) belaka.
Berdasarkan gambaran isi Kitab Ad-Durrun Nafis di atas, banyak pihak yang menilai pemikiran tasawuf Syekh Muhammad Nafis merupakan corak pemikiran tasawuf falsafi yang berpaham Kesatuan Wujud atau Wahdatul Wujud. Sehingga, ada beberapa ulama yang secara keras menyatakan bahwa ajaran yang terkandung dalam kitab tersebut haram untuk dipelajari dan dikaji. Bahkan, ada pula yang lebih keras menyatakan bahwa barang siapa yang mempelajari bahkan meyakini isi dan ajaran dalam kitab tersebut maka ia menjadi kafir. Fatwa ini disampaikan oleh mufti Kerajaan Johor, Sayyid Alwi Thahir Haddad.
Sikap pro dan kontra masyarakat dalam menerima dan mempelajari serta yang menolak kitab ini, dalam pandangan Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari (Banjarmasin), Prof Dr Asmaran, AS, MA, terbagi tiga kelompok.Pertama, kelompok yang memandang bahwa Kitab Ad-Durrun Nafis adalah kitab tasawuf yang tidak boleh diajarkan, karena dianggap banyak mengandung kesalahan, atau tidak sejalan dengan ajaran tasawuf mazhab ahlusunnah wal jamaah.
Kedua, kelompok yang melihat Kitab Ad-Durrun Nafis sebagai kitab tasawuf yang mengandung ajaran tinggi, sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri bahwa ulama yang tinggi pengetahuan agamanya sajalah yang dapat memahami isi dan materi kitab tersebut, maka ia tidak boleh diajarkan kepada sembarang orang.
Karena itulah, menurut kelompok kedua ini hanya orang-orang tertentu atau mereka yang memenuhi syarat saja yang boleh mempelajari dan membacanya.Kemudian, kelompok ketiga berpendapat bahwa Kitab Ad-Durrun Nafis mempunyai kedudukan yang sama dengan kitab tasawuf pada umumnya. Karena itu, sebagai salah satu aspek ajaran Islam ia tidak boleh dirahasiakan, setiap orang mukmin boleh mempelajari dan membacanya. 2ff7e9595c
Comments